Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Hubungan India dengan Indonesia

www.jalansejarah.com
Sebuah konsekuensi dari kehidupan berbangsa dan hidup berdampingan dengan bangsa lain adalah terjadi sebuah kontak budaya, 

maka hubungan diplomasi antar bangsa pun tidak akan pernah bisa terelakka, termasuk hubungan India dengan Indonesia.

Terlebih sebuah wilayah yang strategis sebagai jalur perdagangan internasional. 

Sebuah teori difusi juga menjelaskan bagaiamana sebuah kebudayaan yang bercampur akibat dari adanya percampuran kebudayaan yang disebabkan oleh kontak antar satu bangsa dengan bangsa yang lain.

Akan tetapi sebuah kontak budaya umumnya dilatarbelakangi oleh adanya kegiatan perniagaan (ekonomi). 


Kemudian dalam perjalanannya pasti menimbulkan hubungan yang lebih berkembang yaitu hubungan dalam kebudayaan, bahkan keyakinan. 

Terjadi sebuah persebaran dan akulturasi kebudayaan merupakan sebab dari adanya migrasi manusia.
 

Nusantara (Indonesia) sebagai sebuah wilayah di Asia Tenggara yang menjadi tempat bersinggahnya para pedagang dari India yang hendak melakukan perjalanan ke Cina atau ke wilayah-wilayah lain, menjadi sebuah empat yang mendapatkan dampak dari hubungan tersebut. 

Perniagaan yang dilakukan oleh saudagar India berlanjut sebagai sebuah kontak kebudayaan dan penyebaran agama.

Hubungan India dengan Indonesia (Nusantara) Sebelum Datangnya Islam


Hubungan India dengan Indonesia dimulai dari bangsa India yang telah mengunjungi Indonesia sejak zaman kuno, dan orang Indonesia kuno telah memulai perdagangan di laut Asia Tenggara dan Samudera Hindia. 


Orang India pada masa lalu menyebarkan ajaran Hindu ke Indonesia (Nusantara).

 India banyak memberikan pengaruh terhadap kebudayaan Nusantara. 

Jejak pengaruh India yang paling terlihat adalah dalam sejumlah kata-kata serapan dari bahasa Sansekerta yang kemudian diadopsi sebagai kosa kata Bahasa Indonesia. 

Hubungan India dengan Indonesia (Nusantara) dimulai dengan hubungan maritim dan berdampak pada masuknya juga agama Hindu ke Nusantara. 


Hal itu sangat relevan sekali, mengingat agama Hindu yang berkembang di Nusantara memanglah merupakan agama yang didapatkan dari negara asalnya yaitu India. 

Terdapat beberapa teori tentang masuknya agama Hindu ke Indonesia, kesemua teori tersrbut mengarah pada India sebagai sebuah bangsa yang menyebarkan agama Hindu ke Indonesia, 

hanya perbedaannya terletak pada cara masuk dan pembawa agama Hindu ke Indonesia. 

Keempat teori tersebut antara lain teori yang dikemukakan oleh Krom (seorang ahli Belanda), Mookerjee (ahlli India tahun 1992), Moens dan Bosch (ahli belanda), dan teori yang berlandaskan data peninggalan sejarah Indonesia. 

Dalam salah satu sumber mengatakan bahwa wilayah Nusantara tidak banyak ditulis dalam sumber-sumber kesusasteraan bangsa asing. 


Hal itu berdampak pada minimnya pula sumber dari India yang mengatakan tentang hubungan dan interaksi kebudayaan dari kedua bangsa ini. 

Meskipun begitu, terdapat beberapa sumber-sumber India yang dikalim menyebutkan wilayah-wilayah Nusantara seperti, Sumatera, Bangka, dan Jawa.
 

Dalam penelitian Arkeologi juga ditemukan bahwa masyarakat Nusantara memang pada masa akhir pra sejarah atau awal masa sejarah juga sudah menjalin hubungan dengan bangsa asing di Asia, 

termasuk dengan India dan Cina (yang memiliki sumber yang sangat kuat). 

Hal itu terbukti dengan banyaknya temuan artefak yang berasal dari luar Nusantara seperti hal nya tembikar jenis rouleted yang berasal dari Arikamedu (India Selatan), 

atau manik-manik carnelian yag juga barasal dari India atau Asia Tenggara. 

Hubungan Nusantara terhadap beberapa bangsa asing memang sebuah konsekuensi dari letak geografi Indonesia yang merupakan wilayah strategis untuk melakukan perdagangan yang pada akhirnya melakukan kontak kebudayaan. 


Pada hakikatnya kontak kebudayaan yang paling terasa adalah di wilayah pesisir pulau-pulau yang ada di Nusantara, terlebih yang memiliki pelabuhan yang menjadi tempat persinggahan para pedagang dari luar wilayah.


Hubungan India dengan Indonesia (Nusantara) dalam Konteks Penyebaran Agama Islam


Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa hubungan India dengan Indonesia (Nusantara) terjalin akibat dari adanya perdagangan dan kemudian menghasilkan kontak kebudayaan, 


sehingga tidak menutup kemungkinan terjadinya juga sebuah penyebaran agama Hindu. 

Ketika sebuah agama yang dari India mengalami perkembangan, dalam kata lain terdapat perubahan sebuah keyakinan yang dianggap baru dan sesuai dengan kontur masyarakat, 

maka tidak menutup kemungkinan juga sebuah cara lama yang dilakukan oleh pedagang India terhadap wilayah Indonesia akan kembali terulang, yaitu penyebaran agama. 

Ketika India sudah dimasuki oleh agama Islam, maka terjadilah juga sebuah kontak budaya dan agama (Islam) yang dilakukan oleh pedagang India terhadap wilayah-wilayah di Indonesia.
 

Islam masuk ke Indonesia dengan beberapa teorinya yang salah satu di antaranya menyebutkan bahwa pada abad ke-13 India lah yang melakukan Islamisasi di Nusantara melalui Gujarat. 

Teori tersebut memberikan penjelasan masuknya Islam ke Indonesia dari bukti-bukti historis. 

Bukti-bukti tersebut yaitu adanya persamaan corak Islam di India dan Indonesia, hal itu dikemukakan oleh Snouck Hurgronje. 

Bukti kedua yaitu bukti arkeologis dengan adanya batu nisan makam Sultan Malik As-Shalih dari Raja Samudera Pasai yang berangka tahun 1297 Masehi, yang bentuknya menyerupai batu nisan yang ada di Gujarat India. 


Keislaman India tidak akan terlepas dari dua wilayah yang memainkan peran penting dalam hubungan diantara mereka, yaitu Arabia, dan Cina.


India sejak Islam sudah mulai tumbuh di dunia, telah menjalin hubungan dengan kedua wilayah tersebut. 

Hubungan yang terjadi merupakan sebuah hubungan perniagaan maritim. Perjalanan tersebut biasanya ditempuh melalui Laut Merah, dan kemudian ke Teluk Persia, dan akhirnya ke Cina. 

Hubungan perjalanan tersebut rupanya juga diperkuat oleh hadits nabi yang berbunyi “tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina”, hal itu mengindikasikan bahwa orang-orang Arab telah lama memiliki hubungan dengan bangsa Cina.  

Melalui perjalanan dari Arab ke Cina apabila melalui jalur laut, maka wilayah India menjadi wilayah yang dijadikan sebagai tempat persinggahan, dan tentnunya juga akan melewati wilayah Indonesia. 

Maka tidak heran apabila kontak kebudayaan juga terjadi di wilayah-wilayah tersebut.
India selatan memiliki hubungan dengan Indonesia sejak lama. 


Terutama wilayah Aceh yang menjadi jalur utama perniagaan bangsa India, apabila hendak melakukan perjalanan ke Cina dan daerah-daerah lain yang memerlukan Aceh sebagai tempat persinggahan. 

Dalam sebuah riwayat mengatakan wilayah Indrapuri, Indraparwa, dan Indrapatra adalah beberapa wilayah yang menjadi tempat para musafir India yang datang ke Aceh. 

Hubungan yang dijalin tersebut bukan hanya merupakan sebuah hubungan perdagangan (ekonomi) semata, akan tetapi kemudian berdampak pada kontak kebudayaan dan agama. 

Dalam sebuah riwayat masuknya Islam ke Aceh yang didapat dari sumber-sumber dari luar Indonesia mengatakan bahwa Islamisasi wilayah Aceh dimulai sejak awal permulaan lahirya agama Ilsm, bahkan dikatakan sejak Nabi Muhammad SAW masih hidup. 


Sumber-sumber Arab banyak menyebutkan bahwa Islamisasi wilaya Indonesia lebih mengerucut lagi dilakukan pertama kali di wilayah yang disebut sebagai Ramni, atau Lamno (suatu tempat yang terletak 60 mil dari Kotaradja).  

Tidak disebutkan secara jelas tahun berapa Islamisasi tersebut mulai dilakukan.
 

Rupanya kontak ekonomi, kebudayaan tersebut juga diikuti juga oleh pernikahan yang dilakukan oleh pedagang India Muslim yang sedang singgah di Aceh. 

Mereka melakukan pernikahan dengen wanita lokal dan pada waktunya mereka kembali ke India, 

mereka kembali dan pada masa mendatang mereka akan kembali lagi ke Indonesia untuk menemui istri yang sebelumnya telah di nikahi oleh mereka.  

Hal itu mendorong semakin mudahnya misi Islamisasi yang dilakukan oleh pedagang-pedagang India ke Indonesia, akan tetapi aturan dari seorang penguasa yang mengedepankan sebuah adat istiadat sedikit menghambat mereka untuk melakukan Islamisasi. 

Namun pada akhirnya, pada awal abad ke-16, pedagang-pedagang India harus mundur dan memberikan tempat pada musafir Eropa yang mulai berekspansi ke wilayah Indonesia. 


Islam yang telah masuk ke wilayah Sumatera kemudian merambah ke Jawa, kerajaan Demak menjadi kerajaan pertama yang bercorak Islam di pulau Jawa. 


Berhasil melawan Majapahit, yang runtuh pada tahun 1478 M. 

Selain itu terdapat juga pada batu nisan Maulana Maghribi yang berangka tahun 1419 M, memberikan pemahaman kuat bahwa ia telah aktif dalam misi Islamisasi pada tahun-tahun sebelumnya.  

Dan juga masih banyak bukti-bukti lain. dengan bukti tersebut bahwa dapat memberikan penjelasan bahwa Islam telah menyebar di Indonesia pada abad ke-13 dalam artian Islamisasi secara kelompok, yang dilakukan oleh pedagang dari India. 

Sehingga hal itu memperkuat dugaan bahwa India dan Indonesia memang sudah menjalin hubungan sejak lama, mulai dari Hinduisasi sampai Islamisasi.

Baca Juga:

Post a Comment for "Sejarah Hubungan India dengan Indonesia"