Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Prasasti Kota Kapur, Berisi Kutukan yang Jadi Bukti Kedigdayaan Sriwijaya pada Abad ke-7


Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaa terbesar di Indonesia yang sampai saat ini masih menjadi bahan penelitian oleh para sejarawan Indonesia.

Kerajaan Sriwijaya diyakini eksis pada abad ke-7 Masehi dan terletak di Pulau Sumatera. Kejayaannya Sriwijaya bahkan meluas sampai ke negeri seberang.

Salah satu bukti adanya kerajaan Sriwijaya tertuang dalam sebuah prasasti Kota Kapur yang ditemukan di Bangka Belitung. Berikut ulasannya.

Penemuan Prasasti Kota Kapur

Melansir dari laman Bangka, Prasasti Kota Kapur merupakan prasasti berbentuk tugu yang ditemukan oleh J.K.van der Meulen, seorang administrator Hindia-Belanda di Sungaiselan pada Desember 1892.

Prasasti ini ditemukan bersama dengan reruntuhan banguann candi dan arca-arca Wisnu dan menggunakan batuan yang diduga didatangkan dari luar Pulau Bangka.

Prasasti ini berbentuk tuhu bersegi-segi dengan ukuran 177 cm, lebar 32 cm pada bagian dasar, dan 19 cm pada bagian puncak. Prasasti Batu Kota Kapur ditulis dalam aksara Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno.

Prasasti Tugu Peringatan

Mengutip dari laman Kemdikbud, prasasti yang tertulis angka tahun 608 Saka atau 686 Masehi ini diduga merupakan sebuah tugu peringatan yang menandakan bahwa Pulau Bangka sudah dikuasai oleh Kerajaan Sriwijaya.

Prasasti ini berbentuk tugu yang terdapat tulisan sebanyak sepuluh baris. Orang yang pertama kali membaca prasasti ini adalah H. Kern.

Prasasti Kota Kapur ini unik karena ditulis dari atas ke bawah, sehingga untuk membacanya dengan normal, perlu direbahkan dengan posisi ujung atas prasasti harus berada di sebelah kiri.


Isi Prasasti Kota Kapur

Secara umum, prasasti tersebut berisi ancaman, kutukan dan doa. Ancaman ditujukan kepada pemberontak dan orang yang berbuat jahat. Sedangkan doa ditujukan kepada orang yang berbuat baik dan patuh kepada Sriwijaya.

Prasasti Kota Kapur berisi tentang seruan kepada dewata yang melindungi Sriwijaya, kemudian diikuti dengan ancaman kepada para pemberontak, termasuk yang berbicara, bersekongkol, mendengarkan, dan mengenal pemberontak.

Selain itu, Prasasti Kota Kapur juga berisi doa yang diberikan kepada siapa saja yang berbuat baik, patuh dan setia kepada Datu Sriwijaya agar diberikan keberkahan, keberhasilan, dan kesehatan.

Prasasti Berisi Kutukan

Satu hal yang paling disoroti oleh sejarawan tentang Prasasti Kota Kapur adalah isinya yang berbau kutukan. Kutukan itu ditujukan kepada siapa saja yang tidak hormat dan tidak patuh kepada Datu Sriwijaya.

Orang-orang yang tidak patuh itu disebutkan agar mereka mati kena kuruk dan agar dihukum bersama keluarganya.

Selain itu, kutukan juga ditujukan kepada orang yang suka berbuat jahat seperti mengganggu ketentraman jiwa orang, membuat sakit, membuat gila dengan mantra, dll. Agar tujuan jahat itu tidak berhasil dan kembali menghantam orang yang melakukan perbuatan jahat itu.


Post a Comment for "Prasasti Kota Kapur, Berisi Kutukan yang Jadi Bukti Kedigdayaan Sriwijaya pada Abad ke-7"